Piaget mengemukakan bahwa seorang manusia dalam kehidupannya akan melalui rentangan perkembangan moral perkembangan moral yaitu:
1. Tahapan Heteronomous, memiliki makna bahwa seseorang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian kuat dalam menentukan sikap dan perilaku, atau dapat dikatakan bahwa dalam menentukan pilihan keputusan sebuah perilaku, masih dilandasi oleh aneka ragam, dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. hal ini mungkin muncul pada diri seorang anak di usia 2 - 6 tahun.
contoh: Pada suatu saat jika anak TK akan ditanya, kalau sudah besar, ingin jadi apa? maka, antara jawaban yang pertama dengan jawaban yang kedua, dan seterusnya, besar kemungkinan jawaban anak akan berbeda. Perbedaan itu banyak dipengaruhi oleh segala sesuatu yang dapat membuat emosi anak menyenangkan. Anak akan memilih dan menentukan sesuatu dengan pertimbangan yang menguntungkan dirinya sendiri, tidak peduli dengan ungkapan atau pilihan sikap/perkataan sebelumnya.
2. Tahapan Autonomous, pada tahapan ini seorang anak manusia telah memiliki kemampuan sendiri dalam menentukan segala keputusan sikap dan perilaku moralitasnya. Moralitas yang tercermin dari dirinya telah didasari oleh pendirian sendiri. Hal itu terbentuk dari proses pembelajaran dalam kehidupannya yang memungkinkan dirinya banyak menggunakan pertimbangan akal sehat, pengetahuan dan pengalaman hidupnya sehingga pada tahapan ini manusia dapat dikatakan sebagai Agent of Just.
Yang perlu mendapat fokus perhatian kita sebagai praktisi pendidikan pada jenjang pendidikan prasekolah ( TK) adalah pada tapahan Heteronomous (anak usia 2 sampai 6 tahun). Alasannya adalah pada fase ini anak masih sangat labil, mudah terbawa arus, mudah terpengaruhi, dan dalam rangka pendidikan moral, mereka sangat membutuhkan bimbingan, proses latihan serta pembiasaan yang terus menerus. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Pusat Pengembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini (Early Childhood Education & Development Center, 2003) yang menyatakan bahwa anak membutuhkan latihan dan rutinitas. melakukan secara berulang-ulang adalah sesuatu keharusan dan kesenangan bagi anak dini usia. Mereka tidak pernah bosan melakukan sesuatu dalam fekuensi tinggi atau rentang waktu yang singkat. Rutinitas juga menjadi hal penting dalam kehidupan anak dini usia karena pengulangan (Repetisi) merupakan keharusan dalam proses belajar anak. Rutinitas menjadi hal yang penting di dalam pengembangan kebiasaan yang baik.